Sabtu, 23 Mei 2009

Kerancuan dan Pembodohan lagu Anak-anak

Lagu anak-anak yang populer ternyata mengandung banyak kesalahan,
mengajarkan kerancuan, dan menurunkan motivasi.
Coba mari kita buktikan :

“Balonku ada 5… rupa-rupa warnanya… merah, kuning, kelabu..
merah
muda dan biru… meletus balon hijau, dorrrr!!!”
Perhatikan warna-warna kelima balon tsb, kenapa tiba2 muncul warna
hijau ? Jadi jumlah balon sebenarnya ada 6, bukan 5 !

“Aku seorang kapiten… mempunyai pedang panjang…kalo berjalan
prok..prok.. prok… aku seorang kapiten!”
Perhatikan di bait pertama dia cerita tentang pedangnya, tapi di
bait
kedua dia cerita tentang sepatunya (inkonsistensi) . Harusnya dia
tetap konsisten, misal jika ingin cerita tentang sepatunya
seharusnya
dia bernyanyi : “mempunyai sepatu baja (bukan pedang panjang)…
kalo
berjalan prok..prok.. prok..” nah, itu baru klop! jika ingin cerita
tentang pedangnya, harusnya dia bernyanyi : “mempunyai pedang
panjang… kalo berjalan ndul..gondal. .gandul.. atau srek.. srek..
srek..” itu baru sesuai dgn kondisi pedang panjangnya!

“Bangun tidur ku terus mandi.. tidak lupa menggosok gigi.. habis
mandi ku tolong ibu.. membersihkan tempat tidurku..”
Perhatikan setelah habis mandi langsung membersihkan tempat tidur.
Lagu ini membuat anak-anak tidak bisa terprogram secara baik dalam
menyelesaikan tugasnya dan selalu terburu-buru. Sehabis mandi
seharusnya si anak pakai baju dulu dan tidak langsung membersihkan
tempat tidur dalam kondisi basah dan telanjang!

“Naik-naik ke puncak gunung.. tinggi.. tinggi sekali..kiri kanan
kulihat saja.. banyak pohon cemara..2X”
Lagu ini dapat membuat anak kecil kehilangan konsentrasi, semangat
dan motivasi! Pada awal lagu terkesan semangat akan mendaki gunung
yang
tinggi tetapi kemudian ternyata setelah melihat jalanan yg tajam
mendaki lalu jadi bingung dan gak tau mau berbuat apa, bisanya cuma
noleh ke kiri ke kanan aja, gak maju2!

“Naik kereta api tut..tut..tut. . siapa hendak turut ke Bandung ..
Sby.. bolehlah naik dengan naik percuma..ayo kawanku lekas naik..
keretaku tak berhenti lama”
Nah, yg begini ini yg parah! mengajarkan anak-anak kalo sudah dewasa
maunya gratis melulu. Pantesan PJKA rugi terus! terutama jalur
Jakarta-Malang dan
Jakarta-Surabaya!

“Di pucuk pohon cempaka.. burung kutilang berbunyi.. bersiul2
sepanjang hari dg tak jemu2..mengangguk2 sambil bernyanyi tri li
li..li..li.. li..li..”
Ini juga menyesatkan dan tidak mengajarkan kepada anak2 akan realita
yg sebenarnya. Burung kutilang itu kalo nyanyi bunyinya cuit..cuit..
cuit ! kalo tri li li li li itu bunyi kalo yang nyanyi orang
(catatan: acara lagu anak2 dengan presenter agnes monica waktu dia
masih kecil adalah Tra la la tri li li!), bukan burung!

“Pok ame ame.. belalang kupu2.. siang makan nasi, kalo malam minum
susu..”
Ini jelas lagu dewasa dan tidak konsumsi anak2! karena yg disebutkan
di atas itu adalah kegiatan orang dewasa, bukan anak kecil. Kalo
anak kecil, karena belom boleh maem nasi, jadi gak pagi gak malem ya
minum susu!

“Nina bobo nina bobo oh nina bobo… kalau tidak bobo digigit
nyamuk”
menurut psikolog: jadi sekian tahun anak2 indonesia diajak tidur dgn
lagu yg penuh nada mengancam

“Bintang kecil dilangit yg biru…”
(Bintang khan adanya malem,lah kalo malem bukannya langit warnanya?)

“Ibu kita Kartini…harum namanya”
(Namanya Kartini atau Harum?)

“Pada hari minggu..naik delman istimewa kududuk di muka”
(Nah, gak sopan khan..)

“Cangkul-cangkul, cangkul yang dalam, menanam jagung dikebun
kita…”
(kalo mau nanam jagung,ngapain dalam-dalam emang mo bikin sumur?

Tidak ada komentar: